Saat kita sedang merasa stress, tertekan atau sumpek terkadang kita bingung bagaimana cara untuk meredakan perasaan tidak nyaman tersebut. Tahukah kalian bahwa hidung dan paru-paru kita bisa dijadikan senjata ampuh untuk membantu meredakannya?

Ya! Bernapaslah!

Bernapas dengan teknik tertentu dapat memberikan efek yang luar biasa pada tingkat stres kita dan dapat membantu kita mengembangkan ketahanan diri dalam menghadapi situasi-situasi yang membuat kita stres. Jadi bernapas adalah bagian dari regulasi stres yang baik.

Relaksasi diri dengan bernapas apabila terus dilatih dan dilakukan secara rutin , tentunya memiliki beberapa manfaat yang bisa dirasakan, antara lain:

  • 70% racun dalam tubuh dapat dilepaskan melalui bernapas
  • Meredakan ketegangan. Saat kita sedang merasa takut, stres atau gugup, pola pernapasan akan berubah menjadi lebih cepat dan pendek. Bernapaslah dengan perlahan dan dalam dengan tujuan untuk merelaksasi diri.
  • Meredakan tekanan emosional. Menarik napas dalam-dalam akan membantu meredakan perasaan negatif dalam diri.
  • Meredakan rasa sakit. Tarik napas dalam-dalam, tahan napas, lalu visualisasikan rasa sakit itu keluar dari tubuh saat kita menghembuskan napas keluar.
  • Teknik napas dalam dapat meningkatkan suplai oksigen dan melepaskan karbon dioksida sehingga akan meningkatkan kualitas darah.
  • Meningkatkan mood. Bernapas dengan teknik tertentu dapat meningkatkan neurotransmitter yang memicu hormon kesenangan dalam tubuh kita.

Salah satu cara olah nafas yang bisa digunakan adalah square breathing atau pernapasan segi empat. Cara:

  • Tarik napas dengan lembut melalui hidung, rasakan perut kita menggembung seperti balon yang ditiup (kira-kira selama 4 detik),
  • Tahan napas (kira-kira 4 detik),
  • Hembuskan napas perlahan-lahan melalui mulut, bayangkan kita sedang meniup lilin (sekitar 4 detik),
  • Tahan napas (kira-kira 4 detik),
  • Ulangi lagi dari awal, dan lakukan beberapa kali (mis: 4 kali) sambil memperhatikan perubahan pada tubuh dan perasaan.

Agar tetap fokus, Kita bisa bernapas sambil membayangkan bujur sangkar atau sambil melihat benda segi empat di sekeliling kita (misalnya: jendela). Jika ada pikiran-pikiran yang muncul, anggaplah pikiran tersebut seperti awan yang berlalu pergi, lalu lanjutkan fokus pada pernapasan.

Saat kita bernapas dalam dan perlahan, detak jantung pun menjadi lebih pelan. Perasaan jadi lebih tenang. Bagian otak yang mengatur “perasaan”, yaitu amigdala jadi semakin turun aktivitasnya. perasaan / energi negatif berhasil dimatikan. Pada saat inilah kita mulai bisa berpikir rasional, menggunakan kembali pikiran positif yang kita miliki.